Jumat, 10 Maret 2017
Home »
»
Historis Kecamatan Mukok
Asal Muasal Nama Kecamatan Mukok
Kata "Mukok" dalam nama Kecamatan Mukok yang digunakan dewasa ini memiliki makna historis yang panjang dan kompleks. Sampai dengan akhir tahun 1800 Masehi, masyarakat Suku Dayak adalah kaum nomaden yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bertani (menanam padi) dan berburu hewan liar. Perpindahan demi perpindahan yang terjadi disebabkan oleh perpindahan lokasi perladangan (mencari daerah subur yang baru), terjadinya perselisihan yang menyebabkan sebagian masyarakat memisahkan diri dan membentuk koloni baru, maupun karena wabah penyakit, yang seringkali dikaitkan dengan mistik, sebagaimana kepercayaan yang dianut Suku Dayak pada masa itu.
Adalah sebuah anak sungai bernama Muko’ (yang dalam bahasa Dayak Jangkang, kata Muko’ artinya Diam saja, termenung) yang berada di wilayah Dusun Pulau Bali, sekitar 3Km di sebelah selatan Dusun Pulau Bali pada saat ini. Pada akhir era 1800an sampai dengan awal era 1900an terdapat sebuah koloni yang bermukim di sekitar sungai Muko’ ini, dan menjadikan sungai ini sebagai tempat pemandian utama bagi masyarakat ini. Namun pada awal era 1900an, secara perlahan-lahan terjadi perpisahan dan pergeseran tempat tinggal masyarakatnya, menjadi menyebar dan membentuk kampong-kampung baru di Badokng (cikal bakal dari Dusun Pulau Bali yang ada sekarang), Malatok (Dusun Tokang, SP1), Merdua (Dusun Sei Beringin), Kopar (Dusun Sei Mawang), Setanding (Dusun Setanding), Senibokng (Dusun Ketapang), Jagok (Dusun Engkiteh) dan Desa Tokang. Pada akhirnya lokasi itu tidak berpenghuni, sampai dengan saat ini menjadi Tomawakng Muko’ (tembawang buah Muko’).
Bukti dari adanya masyarakat yang memiliki asal-usul sama, yakni nenek moyangnya berasal dari Kampung Muko’ ini dapat dilihat dari Pureh (Dayak Bokidoh: pertalian kekerabatan) yang masih erat antara masyarakat di Kampung-kampung tersebut di atas, dan adanya tomawakng buah milik bersama di Tomawakng Muko’ hingga saat ini.
Dalam kaitannya dengan nama Kecamatan Mukok yang ada saat ini, dapat diceritakan sebagai berikut: Pada tahun 1940-1950, dibentuk Ketemenggungan (Setingkat Desa), dan Ketemenggungan Muko’ membawahi kampong-kampung tersebut di atas. Temenggung Muko’ saat itu adalah Temenggung (Yosef) Tija (1908-2001) yang manjabat dan tak pernah tergantikan sampai dengan tidak diakuinya Ketemenggungan dalam tata Pemerintahan NKRI.
Pada saat awal pembentukan Kecamatan Mukok, pihak DATI II Kabupaten Sanggau berkoordinasi dengan Temenggung Tija, dan disepakatilah Muko’ yang merupakan kampong asal muasal masyarakat Dayak daerah ini, sebagai nama resmi kecamatan. Dalam perjalanan sejarah, kata Muko’ akhirnya menjadi Mukok yang merupakan bentuk penyesuaian lafal dan penulisannya. Pernah sekali waktu terdapat permintaan dari tokoh masyarakat Desa Engkode, yang menuntut agar Kecamatan Mukok diganti namanya menjadi Kecamatan Engkode. Namun karena kata Muko’ memiliki makna historis yang sangat kompleks dan komprehensif, maka kemudian disepakati bahwa nama kecamatan ini tetap Kecamatan Mukok dan tidak boleh diganti.
A. Gambaran Umum Kecamatan Mukok Kabupaten Sanggau
1. Letak Geografis
Kecamatan Mukpok adalah salah satu dari 15 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sanggau, merupakan Kecamatan yang strategis karena berkedudukan langsung di ibu kota Kabupaten Sanggau, yang juga merupakan pusat perdagangan terbesar di Kabupaten Sanggau. Kecamatan Mukok berada dilintasan garis khatulistiwa dengan 60 lintang Utara, 110 lintang selatan dan 1100 bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
* Sebelah Utara berbatasan dengan : Kecamatan Jangkang
* Sebelah Timur berbatasan dengan : Kab.Sekadau
* Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kab. Sekadau
* Sebelah Barat berbatasan dengan : Kec. Kapuas
1. Topografi.
3 Wilayah Kecamatan Mukok pada umumnya merupakan Dataran tinggi yang berbukit-bukit berawa serta terdapat sungai besar dan kecil seperti sungai Kapuas, Sungai Kedukul, Sungai Engkode, Sungai Malan dan Sungai Pelaik, Sebagian Pemukiman Penduduk terletak disekitar sungai, dan sungai tersebut merupakan sumber kehidupan Penduduk.
2. I k l i m
Wilayah Kecamatan Mukok termasuk wilayah yang beriklim Tropis berkisar 26,5º- 27,1º Celecius dengan suhu rata-rata 2.400-4.000 Milimeter atau berkisar 133-200 milimeter (hari/tahun).
Luas Wilayah Kecamatan Mukok adalah 501.00 km², meliputi 8 desa dan terdiri dari 35 dusun serta 141 RT. Kantor Camat Mukok terletak di pusat pemerintahan dan perekonomian Kecamatan Mukok. Sebagian daerahnya adalah perkebunan dan lainnya adalah daerah dataran tinggi, sebagian besar daerahnya mudah dijangkau melalui darat dengan jalan beraspal dan jalan dengan pengerasan, sedangkan daerah yang agak terpencil, jangkauannya melalui sungai.
Luas Wilayah Kecamatan Mukok
NO
Desa/Kelurahan
Luas Daerah Km2
Hektar
1
2
3
4
1
Inggis
57.00
5.700
2
Semangis Raya
21.24
2.124
3
Semuntai
35.10
3.510
4
Kedukul
48.10
4.810
5
Engkode
79.70
7.970
6
Sei Mawang
80.60
8.060
7
Tri Mulya
24.40
2.440
8
Layak Omang
154.86
15.486
Kec. Mukok
501.00
50.100
JARAK JALAN DARAT ANTARA KANTOR CAMAT DENGAN
DESA/KELURAHAN DALAM DAERAH KECAMATAN MUKOK
No
Desa/Kelurahan
Jarak (Km)
Jenis sarana Transportasi
NO
Desa/Kelurahan
Jarak Jenis
(Km)
Jenis sarana Transportasi
1
Inggis
24
darat dan air
5
Engkode
11
darat
2
Semanggis Raya
22
Darat dan Sungai
6
Mawang
2
Darat
3
Semuntai
11
darat
7
Trimulya
15
Darat
4
Kedukul
3
darat
8
Layak Omang
23
darat
1. Potensi Wilayah Kecamatan Mukok sebagai berikut:
1. Penggunaan Tanah dengan luas 50.100 h adalah
a. Lahan Sawah :
a) Irigasi = 326,60 h Ditanam = 50 h
b) Tidak irigasi = 23,69 h Ditanam = 710 h
c) Sementara tidak diusahakan = 2.079 h
b. Lahan Kering yang diusahakan:
a) Ladang/ huma/ kebun = 18.584 h
b) Kolam/ Empang/ Tambak = 25 h
c) Perkebunan ( Tanaman Keras /Tahunan ) = 3.863 h
d) Hutan Rakyat = 4.813 h
e) Lain-lain = 2.108 h
c. Lahan Kering Tidak Diusahakan untuk Pertanian
a) Lahan untuk bangunan / halaman Sekitarnya / jalan 1.868 h
b) Lahan kering yang sementara tidak digunakan 14.071 h.
2. Kecamatan Mukok mempunyai 3 buah bukit, / Air Terjun yang bisa digunakan sebagai sumber air bersih Air terjun tersebut berada di Desa Kedukul (Gurun Maloh), Semuntai /Bukit Tekurang di Dusun Pelaik, dan di Desa Engkode.
3. Bidang Seni dan Budaya
a. Kedukul ………………… :- Tar /khadrah
- Qasidah
b. Semuntai …………………. :- Qasidah
- Rabana
- Hadrah
c. Semanggis Raya…………….. : Kuda Lumping
d. Inggis ………………………. : Rabana
e. Engkode ……………………. : T a r i
f. Layak Omang ………………. - Kuda Lumping
- Band /Musik
- Band/ Musik
2. Kepadatan Penduduk
Data Penduduk dan Jumlah KK Miskin
No
DESA
Jumlah
KK
Jumlah Penduduk
Jumlah jiwa
Jumlah Rumah Tangga
Jumlah KK Miskin
Lk
Pr
Jumlah KK
Dpt Kartu Askeskin/jiwa
Jumlah Jiwa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
Kedukul
687
2.589
1.303
1.286
637
465
1051
1051
2
Semuntai
904
3.026
1.556
1.470
804
404
744
744
3
Engkode
616
2.178
1.093
1.085
433
290
1092
1092
4
Tri Mulya
660
1.165
614
548
572
220
755
755
5
Sei Mawang
992
3.610
1.853
1.757
847
472
1492
1492
6
Layak Omang
694
2.745
1.403
1.342
666
286
1415
1415
7
Inggis
562
1.961
988
973
461
102
391
391
8
Semanggis Raya
318
2.303
1.171
1.132
259
117
404
404
J U M L A H
5.431
19.574
9981
9593
4.155
2.356
7.344
7344
0 komentar:
Posting Komentar